Petugas Kantor Kepresidenan Israel mempublikasikan penemuan surat dari Presiden Mesir, Husni Mubarak kepada Simon Peres beberapa waktu lalu (30/4). Lebih lanjut pihak kepresidenan menjelaskan, surat tersebut berisikan ucapan selamat Mubarak atas kemerdekaan Israel yang ke-61.
Dalam surat itu Mubarak menyatakan kegembiraannya dan memberikan doa keselamatan bagi Presiden Peres atas kemerdekaan negaranya. Mubarak kemudian menuliskan, "Bersamaan dengan momen kemerdekaan ini kami menginginkan kembali terciptanya perdamaian di Timur Tengah dengan melewati proses jalan damai tanpa ada lagi kekerasan dan pertumpahan darah, sehingga memungkinkan kami membangun negara Palestina yang berdaulat dan hidup dengan damai secara berdampingan bersama negara yang anda pimpin".

Surat itu kemudian ditutup Mubarak dengan mengulang kembali pernyataannya, "Damai adalah solusi paling tepat untuk kehidupan masyarakat di wilayah (Palestina-Israel) hingga keduanya dapat hidup aman dan sentosa".

Sedangkan salah satu media cetak terbitan Israel, Yediot Aharonot melampirkan foto duta besar Mesir di Tel Aviv, Yasir Ridho yang sedang bersalaman dengan Menlu Israel, Avigdor Lieberman ketika menghadiri undangan perayaan kemerdekaan di kantor kepresidenan. Tak hanya Mesir, dubes Yordania diberitakan juga turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam petikan wawancaranya, Ridho selaku dubes Mesir untuk Israel mengatakan, bahwa tak ada permasalahan antara negaranya dengan Israel, ia kemudian berharap tahun depan pesta serupa untuk kemerdekaan negara Palestina juga bisa berlangsung.

Pada saat bersamaan, di tengah meriahnya perayaan kemerdekaan Israel kaum minoritas Arab justru memperingati acara tahunan atas tragedi yang menimpa mereka di tahun 1948. Tradisi ini bermula sejak 12 tahun yang lalu, dimana koalisi kelompok pembela hak sipil Arab Israel melakukan perjalanan dimulai dari Hafr Saba, sebuah daerah di sebelah utara kota Umm al-Fahm menelusuri reruntuhan Kafrain yang kini tengah berdiri kokoh sebuah pemukiman Yahudi di sana